banner 728x250.
News  

Inflasi Bangka Belitung Sebesar 6,97% pada Mei 2022

banner 728x250. banner 728x250.

PANGKALPINANG – Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melansir bahwa Bangka Belitung pada Mei 2022 mengalami inflasi sebesar 1,35% (mtm) lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,09% (mtm).

Meski demikian secara tahunan, inflasi IHK Bangka Belitung pada Mei 2022 tercatat sebesar 6,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,90% (yoy).

Demikian dikatakan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung, Agus Taufik dalam rilis yang diterima Global-Satu.com, Sabtu (4/6/2022).

“Inflasi Mei 2022 terutama disebabkan oleh kenaikan harga ikan selar, ikan kerisi, bawang merah, air kemasan, dan kangkung. Pasokan kedua jenis ikan menurun pada Mei 2022 disebabkan oleh faktor musiman dan cuaca yang kurang mendukung,” ujarnya.

Sementara itu, pasokan tanaman hortikultura seperti bawang merah dan aneka cabai mengalami penurunan disebabkan oleh cuaca yang kurang baik di daerah sentra sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas hasil pertanian.

Secara spasial, ia menjelaskan bahwa Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 0,85% (mtm) atau 6,94% (yoy).

“Perkembangan inflasi Mei 2022, dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga komoditas ikan selar, kangkung, bawang merah, daging ayam ras dan rokok filter kretek,” ulas Agus.

Sedangkan Kota Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 2,24% (mtm) atau 7,02% (yoy), terutama karena peningkatan indeks harga komoditas ikan-ikanan (ikan kerisi, ikan selar, ikan kembung, ikan bulat), air kemasan dan angkutan udara.

“Pada bulan Juni 2022, Bangka Belitung masih berpotensi akan mengalami inflasi seiring dengan masa liburan sekolah, yang cenderung mendorong peningkatan mobilisasi dan konsumsi masyarakat,” lanjutnya.

Untuk itu, Agus mengharapkan, pemerintah daerah dan seluruh pihak yang terkait perlu melakukan langkah-langkah pengendalian stabilitas harga.

“Kecukupan ketersediaan pasokan komoditas terutama volatile food di sentra-sentra produksi dalam dan luar Bangka Belitung, serta kelancaran distribusi komoditas tersebut merupakan hal yang harus diupayakan untuk menjaga pengendalian stabilisasi harga,” katanya.

Tak hanya itu saja, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memonitor perkembangan harga dan stok bahan pokok strategis, mempererat koordinasi antar lembaga dan stakeholders terkait, serta mengedepankan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah maupun melalui kerja sama antar daerah sehingga inflasi tahun 2022 dapat terjaga.

Hal ini dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2022 di tengah permintaan konsumsi masyarakat yang meningkat,

“Kerjasama antar daerah yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Pemerintah Daerah lainnya diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan transaksi perdagangan antar pelaku usaha untuk menjaga stabilitas pasokan pangan di Bangka Belitung,” tukasnya. (Bmg)