LANGSA – Lembaga Penelitian, Pengabdian dan Penjaminan Mutu (LPPM) Universitas Samudra (UNSAM) beberapa saat yang lalu telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan pembuatan tajak tunggal inovatif dalam upaya peningkatan kualitas alat pendukung produksi petani jagung yang berlangsung selama 3 (tiga) hari di desa Seulemak, Rabu (12/10/2022).
Pelaksanaan pelatihan ini merupakan wujud dari salah satu bentuk dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada masyarakat yang telah direncanakan dari beberapa bulan sebelumnya sebagai upaya merealisasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Dalam kesempatan itu, Maulana Rahman selaku ketua kegiatan saat membuka acara sosialisasi dan pelatihan tersebut yang didampingi oleh Ketua kelompok tani musara pakat kecamatan serbajadi beserta anggota menyampaikan bahwa pelatihan ini perlu dilakukan untuk menambah ketrampilan serta memudahkan anggota kelompok tani dalam melakukan penanaman bibit jagung menjadi lebih mudah dan efesien.
“sebahagian besar petani jagung di desa ini masih menggunakan tajak tradisional dalam proses penanaman bibit jagung, yaitu batang kayu yang kami runcingkan untuk membuat lubang tanam bibitnya. Sehingga bahkan membutuhkan personil yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama untuk penanaman bibit,” sebutnya.
Kegiatan pemberdayaan ini menghadirkan 3 pemateri yang berasal dari Unsam yaitu Maulana Rahman, SE., M.Si, Salman, S.E., M.Si dan Wan Alamsyah, ST.,MT.
Antusiasme peserta dalam pelatihan pembuatan tajak ini juga sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari rasa penasaran dan keingintahuan peserta tentang bagaimana alat ini bekerja dan metode agar alat ini dapat dibuat dengan benar. Sebagian besar mengakui bahwa mereka sudah terbiasa menggunakan tajak tradisional dan tidak melakukan pengembangan dikarenakan kurangnya wawasan pengetahuan tentang inovasi teknologi pertanian.
“Kami sangat mengharapkan dengan kehadiran tim pengabdian dari Universitas Samudra dapat meningkatkan kesadaran kami terhadap pengembangan dalam dunia pertanian sehingga kegiatan pertanian kami menjadi lebih mudah dan meningkat,” Sebut salah satu peserta.
Namun demikian, menurut Salman selaku salah satu anggota tim pengabdian, permasalahan oleh para petani jagung tidak semata mata karena kurangnya wawasan namun juga didukung kurangnya ketrampilan khusus dalam pengelasan untuk menciptakan alat sehingga para petani tidak tahu cara menyalurkan kreatifitas mereka dalam membantu memudahkan kegiatan pertanian mereka.
Menurut Wan Alamsyah juga menambahkan, hal ini juga diperburuk oleh situasi lokasi desa yang cukup terpencil serta jalur transportasi yang kurang layak sehingga masyarakat disini terisolasi dari pengaruh teknologi terkini untuk kegiatan pertanian.
Salah satu tokoh di desa Seulemak Mardani mengatakan , bahwa desa ini merupakan salah satu desa yang memiliki potensi penghasil tanaman jagung di kecamatan serbajadi. Jadi dengan adanya pelatihan pembuatan tajak ini bisa membantu petani dalam proses produksi tanaman jagung.
Hasil pertanian tanaman jagung di desa kami cukup besar, namun pengerjaan dari penanaman sampai panen kami masih menggunakan cara yang masih tradisional dan membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Jadi harapan kami kegiatan ini dapat lebih sering dilaksanakan di desa kami untuk meningkatkan pengetahuan agar menjadi petani yang lebih produktif dan mandiri” imbuh mardani yang juga merupakan salah satu anggota kelompok tani musara pakat.
Ketua kelompok Tani desa Seulemak Musara pakat berharap agar kegiatan pelatihan seperti ini dapat lebih sering dilaksanakan oleh pihak UNsam untuk membantu para petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya.
“Serta rasa terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada tim pengabdian Unsam serta pihak lain yang mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan ini,” imbuh Teddy. ( Syd ).