banner 728x250.
News  

FPK Sulteng Minta Balai Perumahan Putuskan Kontrak Kerja BUMN yang Kerja Huntap

IMG-20230312-WA0001
IMG-20230312-WA0000
banner 728x250. banner 728x250.

PALU – Pernyataan Dirjen Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat, Iwan Suprianto di acara Peletakkan Batu Pertama pembangunan Hunian Tetap (Huntap) 2B Tondo 5/01/2023 beberapa waktu lalu, sepertinya tidak terbukti.

Tepat waktu, Tepat Mutu, Tepat Biaya yang ia gaungkan kala itu, sepertinya hanya menjadi sebuah slogan belaka.

Pengurus Besar Forum Pemuda Kaili (FPK) Moh. Raslin dalam keterangan persnya sabtu, 11/03/2023 mengutuk keras pembangunan huntap 2B Tondo yang terkesan berjalan lamban beberapa saat dirinya
melakukan penelusuran dan pemantauan ke sejumlah lokasi pembangunan huntap.

Huntap 2B Tondo 1.055 unit yg dikerjakan oleh PT. Adhi Karya, kemudian Hunian Tetap 2C dan 2D Kelurahan Talise Kota Palu yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan PT. Pembangunan Perumahan, selanjutnya Hunian Tetap 2E sebanyak 535 unit di Kelurahan Petobo Kota Palu yg dikerjakan oleh PT Nindya Karya.

Namun memasuki hari ke 70 (tujuh puluh) belum terlihat adanya tanda tanda yang begitu berarti.

“Sejumlah BUMN yang mengerjakan Hunian Tetap mulai dari Tondo Talise Petobo Kota Palu, Sibalaya dan Bangga Kabupaten Sigi semua mengalami keterlambatan dari progres pencapaian target Pekerjaan,” beber Raslin.

Aktivis Kebencanaan yang juga dijuluki sebagai presiden Demo itu mengatakan, bahwa salah satu terjadinya faktor keterlambatan pemenuhan hak hak penyintas pasca 4 tahun 6 bulan bencana Sulawesi Tengah.

Betapa tidak, Raslin mengurai dari pembangunan Huntap 1A sebanyak 630 unit tahun 2019 yang dibangun BUMN Wijaya Karya mengalami keterlambatan hampir setahun, kemudian Huntap 1B tahun 2020 sebanyak 1.005 unit yg dikerjakan oleh BUMN Waskita Karya juga molor hampir setahun.

“Seharusnya kinerja buruk sejumlah BUMN yang menjadi maincon pelaksanaan pembangunan Hunian Tetap tersebut dijadikan pengalaman agar tidak lagi melibatkan BUMN yang tidak kredibel,” kata Raslin

Raslin meminta agar Balai Perumahan harus berani memutus kontrak kepada BUMN tersebut.

“Ibarat Bom waktu, realitas tersebut sangat berpotensi mengundang adanya keributan saat sejumlah Aplikator Lokal mati suri ditengah Triliunan dana penanggulangan bencana,” beber Raslin.

Raslin dengan tegas menyatakan bahwa ia bersama Forum Pemuda Kaili minggu ini akan menyisir sejumlah lokasi pembangunan Hunian Tetap Tondo Talise Petobo Kota Palu Kemudian Sibalaya dan Bangga Kabupaten Sigi. (Joemain)