TANJUNG REDEB, Berau Global Satu – Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas yang diwakili Staf Ahli Bidang Keuangan dan SDM Setkab Berau, Jaka Siswanto membuka secara resmi kegiatan Sosialisasi dan Pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan yang dilaksanakan di Ruang Sangalaki, Selasa (14/11/2023).
Pada sambutannya, dirinya mengatakan dalam menyikapi era Bonus Demografi di Indonesia pada tahun 2020 hingga 2035 mendatang. Pada era itu, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) proporsinya lebih dari 50 persen dibandingkan dengan kelompok usia non produktif (0-14 tahun dan > 65 tahun).
“Tentunya, pada era tersebut harus disiapkan generasi yang berkualitas, agar tenaga kerja yang melimpah pada saatnya nanti mampu membawa berkah bukan malah menjadi bencana dan menimbulkan beragam permasalahan kependudukan”, Katanya.
Perlu diketahui bersama, berdasarkan UU No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dan PP No. 87 tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, mengamanatkan kepada BKKBN untuk melaksanakan kerjasama pendidikan kependudukan dalam upaya menyelenggarakan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana.
“Dalam hal ini, salah satu strategi potensial dalam rangka kerjasama pendidikan adalah melalui jalur formal khususnya dengan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama serta jalur informal seperti kegiatan ekstrakulikuler, pramuka, dan sebagainya serta diwadahi oleh program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK)”, Tuturnya.
Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran. Di dalamnya, terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik, sebagai upaya pembentukan generasi berencana agar guru dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan.
“Dengan demikian para guru diharapkan mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran”, Ujarnya.
Terakhir, beliau mengatakan generasi muda harus turut berperan dan peka terhadap permasalahan kependudukan di sekitarnya yang menuntut tanggung jawab, kesadaran serta memberikan solusi, minimal untuk dirinya sendiri menyiapkan menjadi generasi yang berkualitas agar bangsa Indonesia memperoleh Bonus Demografi serta menjadi negara maju di tahun Emas 2045, sesuai jargon ‘Untuk Indonesia Maju’.
(yus/adv)