banner 728x250.

Distanak Sebut Alih Fungsi Lahan, Ancaman Ketahanan Pangan

banner 728x250. banner 728x250.

Tanjung Redeb,Global-satu.com – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Junaidi yang dikonfirmasi pada Rabu (29/11/2023) mengakui, alih fungsi lahan, bisa menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan ketahanan pangan di Bumi Batiwakka.

 

Dikatakan Junaidi, masyarakat yang mengalami masalah ekonomi dari proses pertanian, lebih melirik ke sektor perkebunan kelapa sawit. Sehingga ancaman ketahanan pangan memang tidak secara langsung terjadi. Tetapi dimulai dari alih fungsi lahan pertanian, yang pada ujungnya bisa menjadi ancaman program ketahanan pangan.

 

“Tidak bisa kita pungkiri lagi saat ini memang banyak lahan yang sudah beralih fungsi,” ujarnya.

 

Menurutnya, komoditas kelapa sawit memang menjadi primadona dan dominan mengisi lahan-lahan perkebunan di Kabupaten Berau. Dan perlahan mengurangi luas lahan pertanian penyokong ketahanan pangan Berau.

 

Karena itu, ia menjelaskan, perlu ada upaya-upaya untuk menyeimbangkan dengan perluasan areal pertanian. Khususnya untuk komoditas utama ketahanan pangan yakni padi. Berau didominasi padi sawah, meskipun juga ada padi ladang namun tidak banyak produksinya. Juga membuka kawasan-kawasan pertanian baru untuk komoditi lain seperti kacang, jagung dan lainnya. Mengingat Berau sampai saat ini masih bergantung pada suplai pangan dari luar Kalimantan.

 

“Regenerasi petani juga perlu dilakukan. Karena saat ini, untuk bantuan pertanian cukup besar, namun regenerasi belum dilakukan, karena sektor pertambangan masih dianggap seksi,” bebernya.

 

Dilanjutkan mantan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) ini, bahwa padi menjadi komoditas yang dibutuhkan, menjadi penyangga ketahanan pangan. Tentunya, dengan adanya IKN, Berau bisa menjadi sentra lumbung padi, mengingat, Kampung Buyung-Buyung memiliki kualitas beras yang cukup bagus.

 

“Bahkan untuk membantu petani, pemerintah mewajibkan ASN membeli beras petani lokal,” ucapnya.

 

Langkah ini dilakukan, agar petani tidak bingung dalam menjual hasil panen mereka. diakui Junaidi, dirinya masih merekap data hasil panen pada tahun ini. “Masih direkap, biasanya akhir tahun kelar semua,” tutupnya

 

Yus/Rdk/adv