banner 728x250.

Rudi Meminta di Setiap Kegiatan Disbudpar Memiliki Unsur Kebudayaan

banner 728x250. banner 728x250.

TANJUNG REDEB,Borneo Post – Anggota Komisi I DPRD Berau, Rudi Mangunsong meminta pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau untuk membuat setiap program kegiatan yang memiliki unsur untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian daerah dari semua suku dan etnis yang ada di Berau, tanpa pandang bulu.

Pasalnya, banyak perbedaan hidup dan bertumbuh di daerah Berau, semua perbedaan kebudayaan yang ada itu perlu ditampung dan diberikan kesempatan luas untuk tampil dalam membangun Bumi Batiwakkal.

Menurut Rudi, hal itu sangat diperlukan mengingat perkembangan Berau tidak terlepas dari peran semua suku tersebut. Karena itu, perlu ruang yang seimbang dan mencukupi bagi semua kebudayaan dan keseniaan daerah untuk tampil dan memberikan kontribusinya demi kemajuan Berau.

“Setiap kebudayaan perlu ditampung. Kita punya Perda perlindungan juga. Itu kekayaan luar biasa. Berau punya banyak adat budaya. Hampir semua suku ada di Berau. Suku-suku itu harus mengisi dan beri kontribusi untuk kemajuan Berau,” jelasnya.

Diakui Rudi, perbedaan budaya dan kesenian itu tidak terlepas dari tingginya angka perantauan dan mobilitas penduduk yang begitu cepat.

Faktor ekonomi dan situasi sosial lainnya membuat warga dari daerah lain akhirnya menetap di Berau. Namun, kehadiran mereka dan perpindahan penduduk yang terjadi tidak serta merta menghilangkan kebudayaan itu.

“Banyak perantau. Mereka memiliki bahasa, adat istiadat, kesenian, dan sebagainya. Mereka juga ingin tampil dan menunjukkan bahwa benar-benar Indonesia ini kaya akan budaya. Maka Disbudpar perlu lihat kekayaan ini,” terangnya.

Pemerntah daerah, tambah Rudi, merupakan orang tua yang mampu menjaga kelestarian budaya setiap suku tersebut. Maka diperlukan fasilitasi dan pembinaan yang mencukupi. Perbedaan yang ada juga mesti dilihat sebagai modal untuk membangun Berau semakin maju.

“Pemerintah daerah sebagai orang tua bisa beri pembinaan juga fasilitasi semua kegiatan kesukuan itu. Dan pelestarian budaya itu tidak hanya sekadar kata-kata. Perlu aksi nyata,” tandasnya.(yus/adv*)