banner 728x250. banner 728x250. banner 728x250.

Langkah Jitu Pemkot Samarinda Atasi Krisis Air Bersih

banner 728x250. banner 728x250.

Samarinda, Global-satu.com –  Wali Kota Samarinda, Andi Harun menghadiri audiensi bersama wakil dari warga RT 41 Kelurahan Mugirejo untuk membahas krisis air bersih yang telah mempengaruhi Perumahan Borneo Mukti 2 selama lebih dari tiga minggu pada Rabu (23/04/2024).

Andi mengungkapkan kalau audiensi yang berlangsung di ruang wali kota tersebut berfokus pada strategi penyediaan air bersih oleh PDAM Tirta Kencana Samarinda.

“Kami telah menyimpulkan hari ini bahwa solusi jangka panjangnya adalah pembangunan booster dan pompa di Simpang Perjuangan Gerilya dari 8 inchi menjadi 10 inchi,” ucap Andi.

Lebih lanjut, ia menegaskan peran warga Perumahan Borneo Mukti 2, yang diwakili oleh ketua RT 41, dalam proses penyerahan dokumen tanah yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur tersebut.

Pimpinan Kota Samarinda ini menekankan bahwa camat Sungai Pinang akan memfasilitasi proses ini sebagai respons cepat terhadap situasi saat ini, Andi Harun menyarankan penggunaan air dari PDAM untuk mengisi bak penampungan yang dikelola oleh Water Treatment Plant (WTP).

“Segala sesuatu yang berkaitan dengan air, termasuk metode pembayaran, akan disepakati secara bersama antara warga dengan penyelenggara WTP,” ujarnya.

Selanjutnya, detail teknis tentang transportasi air dan kendaraan yang akan digunakan akan dibahas setelah tercapainya kesepakatan antara semua pihak.

“Warga harus mengusahakan koordinasi dengan PDAM untuk perencanaan kegiatan, baik itu 150 atau 300, agar kami bisa menentukan mulai dari pihak lelangnya,” tambahnya.

Wali Kota Samarinda juga menegaskan pentingnya koordinasi berkelanjutan dengan PDAM dan camat untuk memastikan rencana pembangunan booster menjadi permanen.

Pertemuan ini menandai langkah signifikan dari Pemerintah Kota Samarinda dalam memastikan hak warga untuk mendapatkan air bersih, serta menunjukkan dedikasi mereka dalam menangani masalah ini melalui kerja sama dan dialog yang konstruktif.

“Kami sangat gembira telah mencapai kesepakatan awal ini, sebab akses terhadap air bersih merupakan hak dasar yang wajib dipenuhi,” tutupnya. (Alexa/Rdk)