banner 728x250. banner 728x250. banner 728x250.

Pj Gubernur Kaltim Resmikan Pengukuran dan Intervensi Pencegahan Stunting di Desa Loa Janan Ulu

banner 728x250. banner 728x250.

Kutai Kartanegara, Global-satu – Pencanangan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting yang diadakan di Pos Kesehatan Masyarakat (Poskesdes) Posyandu Angsoka Desa Loa Janan Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) diresmikan langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, Rabu (12/6/2024).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Kutai Kartanegara, Kepala BKKBN Kaltim, perwakilan Dinas Kesehatan Kaltim, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kukar, Plt Dinas Kesehatan Kukar, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Camat Loa Janan, Kepala Desa Loa Janan Ulu dan jajaran terkait serta diikuti oleh 10 pemerintah kabupaten/kota diseluruh Kaltim secara daring.

Akmal mengapresiasi komitmen dan konsistensi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam menangani masalah stunting. Kutai Kartanegara berhasil menurunkan angka stunting yang signifikan hingga mencapai 9 persen.

Ia juga menyoroti pentingnya orkestra kerja yang baik dan kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi, kabupaten, dan seluruh elemen masyarakat untuk dapat mencapai target nasional penurunan stunting hingga 14 persen, seperti yang diinginkan Presiden RI Joko Widodo.

“Setiap kabupaten/kota harus belajar dari Kutai Kartanegara tentang bagaimana mereka berhasil mengorkestrakan upaya pencegahan stunting ini,” tuainya.

“Dari 23,9 persen menjadi 22,9 persen. Memang hanya penurunan satu persen, tetapi langkah-langkah yang telah dilakukan sangat luar biasa,” sambungnya.

Ia menyebutkan di Kutai Kartanegara terdapat sekitar 258 posyandu yang aktif menangani sekitar 6.241 balita, 446 bayi, 121 ibu hamil, dan 43 calon pengantin.

“Momentum ini dapat menggerakkan seluruh posyandu dan stakeholder terkait untuk lebih berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting,” jelasnya.

Selain itu, ia juga memberikan teguran kepada dinas-dinas terkait yang dinilai kurang optimal dalam menjalankan tugas mereka.

“Jabatan itu amanah, jangan hanya terima jabatan tapi tidak bekerja. Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan harus lebih proaktif dalam upaya pencegahan stunting,” tegasnya.

Lebih lanjut, Akmal juga mengingatkan pentingnya penggunaan data dan observasi untuk mengontrol dan mendefinisikan titik-titik yang memerlukan intervensi lebih lanjut.

“Kami mau seluruh kota/kabupaten bisa menggunakan data yang ada untuk memudahkan upaya pencegahan stunting di wilayah mereka,” imbuhnya.

Akmal mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama bergerak dan berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting di Kaltim, memastikan setiap langkah yang diambil dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan masa depan anak-anak di daerah tersebut.

Pencanangan ini merupakan momentum penting untuk menggerakkan upaya pencegahan stunting secara serentak di Kalimantan Timur. (Alexa/Rdk)