Samarinda, Global-Satu – Polemik mengenai jual-beli buku di sekolah SD maupun SMP tak kunjung selesai, pasalnya diduga orang tua murid di salah satu sekolah dasar (SD) di Kota Samarinda mendapatkan intimidasi dari sekolah.
Orang tua murid di dampingin oleh Kuasa Hukum Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA), Sudirman melakukan pelaporan kasus intimidasi tersebut ke Polresta Samarinda pada mengatakan korban mendapatkan intimidasi dari berbagai oknum pada Selasa (13/8/2024) lalu.
“Pelaporan dan sudah diterima. Saat ini masih dalam tahap penyelidikan,” ungkap Sudirman pada Jumat, (16/8/2024).
Diketahui, orang tua murid berinisial (NWD) hadir di acara Pertemuan Wali Kota Samarinda Andi Harun dengan warga di Balai Kota pada Sabtu (10/8) lalu saat penyerahan bantuan kartu sosial non tunai.
“Di sana, Andi Harun membuka sesi tanya jawab langsung kepada warga Samarinda. Itu bermula dari ibu ini disangka melaporkan sekolah tempat anaknya itu, dianggap mengadukan ke pihak Pak Wali Kota (Andi Harun) padahal saat itu sebetulnya kan ibu ini mendapatkan undangan terkait dengan pembagian kartu sosial dari pemerintah kota,” tutur lelaki yang biasa disapa Dirman.
“Di tengah-tengah pidato Pak Wali itu kemudian ada diselingi dengan sesi pertanyaan. Nah ibu ini mendapatkan kesempatan untuk bertanya, maka bertanyalah terkait dengan bagaimana kemudian bila orang tua sudah membeli buku,” sambung Dirman.
Lebih lanjut, Kuasa Hukum menjelaskan bahwa Wali Kota Samarinda menanggapi pertanyaan orang tua murid. “Pak Wali Kota Samarinda menanyakan apakah ibu sudah membeli buku, ibu ini menjawab iya sudah membeli nah ditanyakanlah diman sekolahnya itu alamatnya dan ibu ini jujur menyampaikan bahwasanya di tempat anak saya, di salah satu sekolah SD Yang ada di Kecamatan Samarinda Utara,” jelasnya.
Lalu, setelah kejadian tersebut NWD mendapatkan beberapa teror sampai berkelanjutan di hari Senin (12/8) lalu. NWD dipanggil bersama dengan orang tua murid yang lainnya di sekolah mengadakan rapat.
“Setelah ada rapat itu ternyata di ruang rapat itu sudah Ada bahasan-bahasan semacam yang tidak baik terhadap si ibu ini tadi. Bahkan ada sempat teriakan untuk mengeluarkan anaknya dari sekolah situ. Sehingga tidak ada sebuah kesepakatan, ibu ini dibawa masuk ke ruangan kepala sekolah. Nah, di dalam ruangan itulah terjadi intimidasi. Waktu itu juga intimidasi itu. yang dilakukan oleh Pak Kepala Sekolah, oknum paguyuban, dan oknum RT. Ibu ini sempat diancam, akan mendapatkan laporan dari persatuan guru yang ada di Kaltim untuk dilaporkan karena dianggap mencemarkan nama baik,” bebernya.
Ditekankan Dirman intimidasi yang didapat hp NWD dirampas oleh oknum RT saat didalam pertemuan.
“Akan dilaporkan si ibu ini tadi karena dianggap telah mencemarkan nama baik. Termasuk yang anaknya mau dikeluarkan kan sempat ibu ini kan merekam pembicaraan di dalam ruangan kepala sekolah ini. Tapi oleh oknum RT ini meminta handphone dari si ibu ini, yang mana memang ibunya awalnya tidak mau memberikan, tapi karena dipaksa, diambil, dan hasil rekaman itu semua dihapus,” imbuhnya.
Hingga saat ini kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
(Alexa/Rdk)