banner 728x250.

Komitmen Agus Wahyudi Kepada Warga Teluk Bayur

banner 728x250. banner 728x250.

 

BERAU, Global-Satu.Com – Kelangkaan gas melon, isu pertanian dan perkebunan, masalah pendidikan khususnya di tingkat sekolah dasar (SD), kurangnya akses jalan yang layak menjadi keluhan dari warga di Kecamatan Teluk Bayur. Keluhan-keluhan tersebut disampaikan warga ketika Calon Wakil Bupati Berau, Agus Wahyudi hadir dihadapan mereka.

Agus Wahyudi yang berkampanye di beberapa titik di kacamatan Teluk Bayur, kampanye di Titik pertama yakni di Labanan Jaya RT 11, Ia menyampaikan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya terkait kelangkaan gas melon 3 kg dan isu pertanian. Agus menyoroti kesulitan yang dialami masyarakat dalam mendapatkan gas melon bersubsidi.

“Ibu-ibu sering mengeluh susah cari gas melon, dan kalau ada pun harganya mahal. Ini karena ada oknum pangkalan yang nakal, begitu dapat jatah dari Pertamina, mereka menyimpannya dulu, tidak langsung dijual,” jelas Agus, Minggu (13/10/2024).

Menurut Agus, penyimpanan tersebut membuat gas melon langka di pasaran, dan ketika stok sudah menipis, harganya akan naik, baru kemudian dijual. Jika terpilih, Agus akan memprioritaskan membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk mengawasi distribusi gas melon agar kejadian serupa tidak terulang.

“Satgas ini akan mengawasi ketat distribusi gas, kalau ada pangkalan yang ketahuan nakal, akan langsung kita razia dan tutup. Kita ganti dengan pangkalan yang lebih bertanggung jawab dan melayani dengan baik,” ujarnya.

Tak hanya soal gas melon, Agus juga menyinggung masalah pendidikan, Ia menegaskan pentingnya membangun sekolah dasar (SD) di wilayah tersebut agar anak-anak tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk bersekolah.

“Kalau kami terpilih, kami akan bangun SD atau paling tidak cabangnya dulu, supaya anak-anak tidak terlalu jauh sekolahnya,” tambah Agus.

Titik kedua, di RT.18 Lamin Ulu Kelurahan Teluk Bayur,
Agus Wahyudi, mengatakan tentang rencana pembangunan akses jalan bagi masyarakat Agus menekankan pentingnya akses jalan yang layak dan menghindari penggunaan jalan hauling yang memiliki risiko besar.

Untuk itu, Agus juga menyampaikan harapannya untuk memberikan akses jalan sendiri bagi warga Lamin Ulu.

“Insya Allah nanti Lamin Ulu punya akses jalan sendiri, tidak perlu melewati jalan hauling. Mudah-mudahan, atas doa-doa Bapak dan Ibu sekalian, kami bisa berhasil dalam Pilkada ini,” paparnya.

Titik ketiga di Gedung Serba Guna RT.11 Meraang, Agus Wahyudi, menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi petani, terutama terkait penggunaan bibit sawit yang tidak unggul dan kurangnya hasil panen yang maksimal.

“Saya sering berkunjung ke sini, dulu saat kejayaan cokelat kakao. Saya sendiri punya tanah dan kebun di sini, kini ditanami sawit di samping kebun milik Pak Penghulu Ganing. Saya membeli tanah tersebut dari Almarhum Pak Fahmidi, dan sekarang memiliki sekitar enam hektar yang ditanami sawit,” imbuhnya.

Agus mengungkapkan bahwa banyak petani sawit di wilayah tersebut menghadapi masalah karena menggunakan bibit cabut yang tidak berkualitas.

“Petani di sini menanam sawit, tetapi produksinya tidak maksimal karena menggunakan bibit cabut. Tanaman tumbuh, tetapi hasilnya sangat sedikit. Ini adalah masalah yang sering dialami petani, mereka ragu untuk menebang pohon yang sudah besar, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan,” jelas Agus.

Sebagai bentuk komitmen, Agus Wahyudi dan Madri Pani, berencana memberikan dukungan penuh kepada petani sawit jika dipercaya memimpin daerah tersebut.

“Kami akan menyediakan bibit sawit unggul bersertifikat secara gratis bagi petani yang baru mulai menanam atau ingin menambah lahan. Selain itu, kami juga akan memberikan pupuk gratis untuk membantu meringankan beban mereka,” ungkasnya.

Selain fokus pada sawit, Agus juga menekankan pentingnya mempertahankan tanaman kakao yang sudah ada.

“Sekarang harga cokelat tinggi dan cokelat dari Berau terkenal dengan kualitasnya. Jangan sampai lahan cokelat diubah semua menjadi kebun sawit. Saya sarankan petani yang masih memiliki tanaman kakao untuk mempertahankannya,” katanya.

Nada/Rdk/Adv