BERAU, Global-Satu.Com — Dalam upaya menangani praktik penangkapan ikan yang merusak lingkungan, khususnya penggunaan bom ikan, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Sutami menekankan pentingnya peralihan ke metode penangkapan yang lebih berkelanjutan. Meskipun tidak mendukung penggunaan bom ikan, ia mengakui tantangan dalam memberikan solusi yang efektif bagi masyarakat.
“Praktik bom ikan adalah masalah klasik yang harus kita tangani. Masyarakat di Tanjung Batu sudah terbiasa mendapatkan ikan dalam jumlah besar dengan cara tersebut, dan beralih ke penangkapan manual menjadi tantangan tersendiri,” ungkap Sutami, Jumat (01/11/2024).
Ia menambahkan bahwa nelayan sering kali mendapatkan hasil yang jauh lebih sedikit jika menggunakan metode penangkapan tradisional, yang hanya menghasilkan puluhan kilogram per hari. Sutami mengatakan pentingnya menjaga ekosistem laut juga ditekankan, dengan fokus pada perlunya edukasi masyarakat tentang manfaat dari penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
Untuk itu, Sutami mendorong perubahan perilaku dan kesadaran akan keberlanjutan sumber daya laut. Di samping itu, ia juga mengusulkan pengembangan industri olahan ikan di wilayah-wilayah seperti Talisayan, Batu Putih, dan Biduk-Biduk. Dengan adanya industri tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan memberdayakan perempuan dalam pengelolaan hasil tangkapan.
“Kami sangat menghargai upaya Ibu Bupati yang sudah dilakukan untuk meningkatkan penghasilan masyarakat di Tanjung Batu,” tambahnya.
Terakhir, Sutami berharap dapat menciptakan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi masyarakat dan perlindungan terhadap ekosistem laut.
Nada/Rdk/Adv