Berau, Global-satu.com – PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Berau terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pemerintah menuju Net Zero Emission pada 2060 dengan melakukan berbagai langkah transisi energi bersih. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penerapan bahan bakar B35 di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Bahan bakar B35, yang terdiri dari campuran 35% biodiesel dan 65% solar, dinilai mampu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meminimalkan emisi karbon.
Assistant Manager Perencanaan PLN UP3 Berau, Nur Salim, menjelaskan bahwa PLTD Sambaliung aktif menggunakan B35 setelah melalui serangkaian uji coba pada bahan bakar B10, B20, dan B30. Menurutnya, penggunaan B35 di PLTD ini dapat memberikan dampak positif tidak hanya pada lingkungan tetapi juga dalam hal efisiensi mesin.
“Langkah ini merupakan bagian dari upaya PLN dalam mewujudkan target bauran energi terbarukan dan penurunan emisi,” ucap Nur Salim, Rabu 13 November 2024.

Agung Widiyantoro, Team Leader Operasi dan Pemeliharaan PLTD Sambaliung, juga menegaskan bahwa penggunaan B35 di Berau bukan sekadar penyediaan listrik, tetapi bertujuan menghasilkan energi yang lebih bersih untuk mengurangi polusi udara. Di PLTD Sambaliung, terdapat enam tangki bahan bakar dengan kapasitas total 700 kiloliter yang memungkinkan operasional pembangkit hingga tujuh hari. Setiap hari, konsumsi bahan bakar mencapai sekitar 100 kiloliter, dengan pengisian ulang yang dilakukan secara berkala.
Lebih lanjut Agung menjelaskan, PLTD Sambaliung memiliki sepuluh mesin diesel, sembilan di antaranya berkapasitas 1.300 kW dan satu mesin lainnya berkapasitas 1.059 kW. Secara total, mesin-mesin ini mampu menghasilkan daya listrik hingga 8.600 kW. Selain itu, PLN menyewa tujuh mesin tambahan yang dapat menyediakan daya sebesar 7.000 kW untuk memastikan kebutuhan listrik masyarakat Berau dan sekitarnya dapat terpenuhi dengan baik.
Ia juga mengungkapkan bahwa untuk menjaga kelancaran pasokan listrik, PLN menerapkan sistem sinkronisasi dengan wilayah terdekat. Jika terjadi gangguan atau kekurangan daya, listrik dapat dialirkan dari sistem di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, melalui jaringan 150 kV yang menghubungkan ke Berau. Sistem ini memungkinkan PLN menjaga stabilitas pasokan listrik di Berau, terutama saat terjadi peningkatan beban atau kendala teknis.
Guna memastikan keandalan operasional, tim PLTD Sambaliung melakukan perawatan harian yang meliputi pengecekan oli, aki, dan air pendingin pada mesin. Pengawasan operasional dilakukan oleh delapan orang operator yang bekerja dalam tiga shift, memungkinkan PLTD beroperasi selama 24 jam tanpa henti. Kegiatan ini dilakukan agar mesin tetap dalam kondisi optimal untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Berau.
Selain PLTD Sambaliung, PLN UP3 Berau juga telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa wilayah seperti Pulau Derawan dan Maratua. PLTS ini membantu memenuhi kebutuhan listrik dengan memanfaatkan energi matahari, sehingga mengurangi ketergantungan pada PLTD. Namun, PLTD dengan bahan bakar B35 masih diperlukan untuk mendukung pasokan listrik selama 24 jam.
Tyo Fabian Fadel, Assistant Manager Niaga dan Pemasaran juga menjelaskan, saat ini PLN juga membuka partisipasi masyarakat dan perusahaan melalui program Renewable Energy Certificate (REC) untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia. Dengan membeli REC, masyarakat atau perusahaan berkontribusi pada pembiayaan proyek energi terbarukan, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Nur Salim menjelaskan bahwa REC ini memungkinkan kontribusi nyata bagi percepatan transisi energi bersih nasional.
Dengan adanya dukungan REC, PLN berharap dapat mempercepat pembangunan proyek energi bersih, terutama di wilayah terpencil yang sulit dijangkau listrik konvensional. Partisipasi sektor swasta dan masyarakat ini menjadi katalisator penting bagi PLN dalam mencapai target energi terbarukan 23% pada tahun 2025.
Melalui kombinasi penggunaan bahan bakar B35 di PLTD Sambaliung dan penerapan energi terbarukan di PLTS wilayah terpencil, PLN Berau memberikan kontribusi nyata dalam upaya transisi energi nasional. Inisiatif ini diharapkan mampu mewujudkan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan menuju Net Zero Emission 2060.
Penulis : Indra