banner 728x250.

Pemekaran Berau Pesisir : Peluang atau Petaka Ekonomi?

banner 728x250. banner 728x250.

Berau, Global-satu.com – Isu pemekaran calon Daerah Otonomi Baru (DOB) Berau Pesisir Selatan yang meliputi lima kecamatan, yakni Tabalar, Biatan, Talisayan, Batu Putih, dan Biduk-Biduk, mulai menjadi perbincangan hangat.

Doktor Ilmu Ekonomi, Abdul Hakim, yang juga merupakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Berau (UMB), menilai bahwa pemekaran wilayah tersebut sudah layak untuk direalisasikan.

Menurut Abdul Hakim, pemekaran ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan, terutama dalam mendorong pengembangan ekonomi masyarakat.

“Efektivitas dan manfaatnya akan terlihat jelas karena wilayah pesisir memiliki potensi besar untuk dikembangkan,” ucapnya, Selasa 24 Desember 2024.

Menurutnya, Pemekaran ini dapat menjadi multiplier effect atau memberikan efek berganda dari kebijakan yang berdampak luas yang ditimbulkan, khususnya dalam mengoptimalkan potensi kelautan, sumber daya alam, dan pariwisata.

Ia juga menekankan bahwa kebijakan pemekaran dapat membuka peluang pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur, yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Hal tersebut disebutnya merupakan dampak dari pengembangan pemerintahan yang membutuhkan banyak pegawai. Selain itu, potensi wilayah strategis seperti pariwisata dan laut akan semakin tergarap secara maksimal.

Namun, Abdul Hakim juga mengingatkan agar setiap pihak tidak menutup mata terhadap tantangan awal yang akan dihadapi jika pemekaran ini terjadi. Ia mencontohkan pengalaman beberapa wilayah yang sebelumnya mengalami defisit anggaran pada tahap awal pemekaran.

“Hal seperti ini wajar terjadi, tapi jika dikelola dengan baik, dalam waktu 5–10 tahun potensi ekonomi wilayah akan berkembang secara signifikan. Yang penting adalah kesiapan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi proses ini,” bebernya.

Selain itu, ia juga menyebutkan pentingnya pengembangan infrastruktur pendukung, seperti bandara perintis, untuk memudahkan aksesibilitas ke wilayah pesisir. Menurutnya selama ini, wilayah seperti Biduk-Biduk kurang berkembang karena jarak tempuh yang jauh dan biaya transportasi yang mahal.

“Jika ada bandara perintis, pengembangan ekonomi akan semakin cepat,” tuturnya.

Terkait kesiapan masyarakat dan regulasi, Abdul Hakim optimistis bahwa masyarakat di Berau Pesisir Selatan sudah cukup siap untuk menjalani pemekaran. Namun, ia menekankan pentingnya dukungan semua pihak, baik dari daerah yang dimekarkan maupun dari wilayah induk.

“Semua pihak harus legowo dan bekerja sama untuk memastikan proses ini berjalan dengan lancar. Jika dikelola dengan baik, pemekaran ini bisa menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir,” ungkapnya.

Dirinya berharap, dengan berbagai potensi yang dimiliki oleh wilayah di Berau Pesisir, pemekaran diharapkan tidak hanya menjadi solusi untuk pemerataan pembangunan, tetapi juga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Indra/Rdk